Semarang, 17 April 2025 – Tim dari Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan kunjungan pengabdian masyarakat ke Desa Batur, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam membangun jembatan kolaborasi antara akademisi dan petani lokal, khususnya dalam pemanfaatan teknologi untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Tim yang dipimpin oleh Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA, bersama Qidir Maulana Binu Soesanto, Ph.D., dan Fajar Arianto, M.Sc., disambut hangat oleh Kepala Desa Batur, Radix Wahyu Dwi Yuni Ariadi. Kehangatan sambutan ini menandai awal komunikasi yang baik untuk menjalin kerja sama antara perguruan tinggi dan masyarakat.
Dalam kunjungan tersebut, tim UNDIP berkesempatan meninjau pembibitan kentang dengan metode rumah kaca (greenhouse) yang dikelola petani setempat. Teknologi ini memungkinkan pengendalian suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya, sehingga bibit kentang tumbuh lebih sehat dan produktif.
Tidak hanya sebatas observasi, tim juga memperkenalkan konsep fisika plasma kepada para petani. Plasma, yang dikenal sebagai wujud keempat materi setelah padat, cair, dan gas, merupakan gas terionisasi dengan kandungan ion serta elektron bebas. Keunikan sifatnya membuat plasma memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk pertanian modern.
Salah satu inovasi yang dikenalkan adalah plasma dingin (cold plasma). Teknologi ini dapat digunakan untuk:
Mensterilkan benih dari bakteri dan jamur tanpa bahan kimia berbahaya,
Mempercepat perkecambahan benih,
Meningkatkan penyerapan nutrisi,
Memodifikasi permukaan benih agar lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang menantang.
Menurut tim, penerapan plasma dalam budidaya hortikultura, terutama kentang, berpotensi mendukung peningkatan produktivitas sekaligus keberlanjutan pertanian di kawasan pegunungan seperti Desa Batur.
“Harapan kami, teknologi ini dapat diadaptasi dan dikembangkan lebih lanjut oleh para petani sehingga memberikan manfaat nyata, baik dari sisi kesejahteraan maupun kemajuan pertanian lokal,” ungkap Prof. Muhammad Nur.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar pertemuan singkat, melainkan awal dari kolaborasi jangka panjang antara UNDIP dan masyarakat Desa Batur. Dengan sinergi pengetahuan akademik dan pengalaman lapangan, teknologi plasma diharapkan mampu menjadi solusi inovatif dalam menjawab tantangan pertanian di masa depan.
