Semarang – Limbah minyak goreng bekas atau minyak jelantah yang kerap mencemari lingkungan kini berpotensi menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat. Tim pengabdian masyarakat Universitas Diponegoro (Undip) melatih Ibu-ibu Aisyiyah Kota Semarang mengolah limbah tersebut menjadi lilin aromaterapi bernilai jual tinggi. Pelatihan ini berlangsung pada Minggu (23/2) di Semarang, dipimpin oleh Dr. Ngurah Ayu Ketut Umiati, M.Si, bersama Prof. Dr. Heri Sutanto, M.Si, Drs. Indras Marhaendrajaya, M.Si, dan dibantu tim mahasiswa.
Produk lilin aromaterapi dari minyak jelantah diharapkan mampu menjawab dua tantangan sekaligus: mengurangi pencemaran lingkungan dan membuka peluang usaha kreatif berbasis rumah tangga. “Minyak jelantah yang biasanya dibuang begitu saja dapat kita ubah menjadi produk ramah lingkungan dengan nilai ekonomi tinggi. Pasarnya ada, baik di toko fisik maupun e-commerce,” ujar Dr. Ngurah Ayu saat memberikan materi pelatihan.


Pelatihan diawali dengan paparan dampak limbah minyak jelantah terhadap kesehatan dan lingkungan, disusul demonstrasi teknik pengolahan. Peserta diperkenalkan langkah-langkah mulai dari penyaringan minyak, pencampuran bahan pewangi, pemanasan, hingga pencetakan lilin. Semua proses menggunakan peralatan sederhana yang mudah diterapkan di rumah. Antusiasme peserta terlihat saat sesi praktik, dengan banyak ibu-ibu aktif mencoba membuat lilin aromaterapi mereka sendiri.
Menurut Prof. Dr. Heri Sutanto, keterampilan ini berpotensi menjadi usaha berkelanjutan jika dikelola secara kolektif. Tim juga membekali peserta dengan strategi pemasaran, termasuk desain kemasan menarik dan promosi daring. “Produk ini memiliki daya tarik di pasar yang peduli lingkungan, apalagi lilin aromaterapi populer sebagai dekorasi, hadiah, dan sarana relaksasi,” ujarnya.
Kegiatan diakhiri dengan penyerahan peralatan produksi sederhana kepada perwakilan kelompok dan ajakan membentuk komunitas usaha. Program ini diharapkan menjadi contoh pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi ramah lingkungan, sekaligus mendorong peran aktif perempuan dalam ekonomi kreatif lokal.

