Pada tanggal 16 Agustus 2024, saya (Rizki Budiman) dari Fisika Universitas Diponegoro dan Ida Prasinda Putri dari Universitas Indonesia memulai perjalanan studi ke Freiburg, Jerman. Tujuan utama perjalanan ini adalah untuk mengunjungi Department of Radiation Oncology Medical Center University of Freiburg. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka mendukung proyek SDG-DAAD untuk pengembangan pengajaran dan penelitian Fisika Medis di Indonesia. Perjalanan ini sepenuhnya dibiayai dan berlangsung selama dua minggu.

Salah satu kegiatan yang paling membuka wawasan adalah saat kami mengamati terapi Intraoperative Radiotherapy (IORT) untuk pengobatan kanker payudara menggunakan INTRABEAM. Prosedur canggih ini memaparkan radiasi pada target yang dilakukan saat bedah operasi sehingga kerusakan pada jaringan sehat dapat diminimalisir. Kami diberikan penjelasan mendalam mengenai cara kerja IORT dan manfaatnya dalam mengurangi tingkat kekambuhan kanker pada pasien. Fisikawan medis klinik radioterapi, Alexander Konradi membimbing kami dalam berbagai tahapan prosedur.

Hal berikutnya yang kami amati adalah perencanaan dan eksekusi Total Body Irradiation (TBI) menggunakan Linear Accelerator Varian TrueBeam untuk pasien leukemia. TBI merupakan langkah penting dalam mempersiapkan pasien leukemia untuk transplantasi sumsum tulang. Hal ini karena TBI dapat membantu menghilangkan sel kanker dan menekan sistem kekebalan tubuh sehingga mengurangi risiko penolakan transplantasi. Staf medis merencanakan pemaparan menggunakan citra Computed Tomography (CT), namun citra CT terbaru perlu didapatkan tepat sebelum pemaparan dilakukan. Hal Ini bertujuan untuk penyesuaian posisi perisai paru-paru. Proteksi ini dilakukan karena sebagian besar sistem kekebalan tubuh akan melemah dan infeksi bakteri melalui paru-paru dapat terjadi. Mengamati bagaimana perisai tersebut diposisikan dengan hati-hati untuk memastikan pemaparan radiasi yang menyeluruh dan aman memberi kami wawasan berharga tentang detail yang diperlukan dalam Radioterapi.

Selain IORT dan TBI, kami juga mempelajari tentang Brachytherapy, Tomotherapy, dan Adaptive Radiotherapy. Dengan bantuan fisikawan medis di klinik, kami mengatur pengukuran dosis menggunakan fantom air dengan berkas elektron. Proses ini memakan waktu yang cukup lama dan harus dilakukan setelah jam klinik berakhir. Data yang diperoleh dari pengukuran ini dapat digunakan untuk tesis kami.

Selama akhir pekan, kami berkesempatan untuk menjelajahi beberapa situs budaya dan alam yang terkenal di sekitar Freiburg. Salah satu kunjungan kami adalah ke Danau Titisee, sebuah danau air tawar yang tenang terletak di jantung Schwarzwald. Hal lain dari akhir pekan kami adalah perjalanan ke Menara Feldberg, yang terletak di puncak tertinggi Schwarzwald. Dari dek observasi menara tersebut, kami dapat menikmati pemandangan panorama yang menakjubkan. Hal ini mendorong kami untuk berapresiasi terhadap keindahan alam daerah ini. Selain itu, kami juga menjelajahi beberapa objek wisata lokal di Freiburg, termasuk kota tuanya yang menawan dengan jalan berbatu, arsitektur bersejarah, dan Katedral Freiburg Minster yang ikonis. Hal lain yang menjadikan kunjungan ini berkesan adalah aksesibilitas lokasi wisata dengan mudah dapat dijangkau menggunakan transportasi lokal.

Sebagai kesimpulan, perjalanan studi selama dua minggu ke Freiburg memberikan wawasan yang sangat berharga dalam bidang radioterapi, meningkatkan pengetahuan akademis maupun pemahaman praktis tentang teknik penanganan kanker terkini. Perjalanan ini juga memberikan pengalaman budaya dan alam yang melimpah. Kombinasi dari kegiatan-kegiatan tersebut menjadikan perjalanan studi ini sebagai pengalaman yang tak terlupakan dan berdampak dalam bagi kami.

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

×