Ada satu camilan yang hampir terlupakan dan sudah hampir hilang sebenarnya dengan namanya yang sangat unik, balung kethek. Adalah seorang seorang ibu dari dua balita bernama Nurhasanah tergerak hatinya untuk melestarikan camilan ini karena kecintaannya pada balung kethek. Konon disebut balung yaa karena kerasnya seperti balung dan ketika digigit membuat orang yang menggigitnya meringis seperti kethek atau monyet. Bahan utama untuk membuat balung kethek adalah singkong. Ibu Nurhasanah ini bertempat tinggal di desa Bendosari yang kaya akan hasil pertanian singkongya. Singkong adalah salah satu komoditas desa bendosari  sehingga untuk bahan baku tidak menjadi soal dan bahkan melimpah. Agar disukai oleh anak-anak muda Nurhasanah membuat balung ketheknya dengan cita rasa kekinian. Rasa original dan pedas manis adalah dua rasa  yang paling disukai.  Rumah produksinya dinamakan Rumah Faiz Snack. Penjualan rata-rata mencapai 6000 bungkus kecil dan besar setiap minggunya dan sudah banyak tersebar mulai dari Nguter, Sukoharjo Kota, Tawangsari, Bekonang bahkan hingga Gemblegan Solo

Balung kethek dikemas dalam berbagai ukuran tergantung harga dengan menggunakan plastic yang diikat pada ujungnya, belum ada alternatif lain cara mengemas produk sebagai pilihan konsumen. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Tim Dosen Elektronika dan Instrumentasi yang digawangi oleh Dr. Ainie Khuriati sekaligus sebagai dosen pembimbing lapangan Tim I KKN desa Bendosari  menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema pelatihan penggunaan vakum terkini untuk pengemasan produk balung kethek bersama sama dengan mahasiswa KKN tim I desa Bendosari dan beberapa mahasiswa Fisika.  Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan alat vakum secara cuma cuma.

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

×