Institute of Electrical and Electronics Engineers – Nuclear and Plasma Sciences Society (IEEE NPSS) telah menyelenggarakan sekolah musim panas dengan tajuk “School on Advanced Topics in Medical Imaging”. Sekolah ini diadakan selama 5 hari, dari 31 Juli – 4 Agustus 2024 yang bertempat di Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Kanker Dharmais. Pendaftaran sebagai mahasiswa dilaksanakan melalui sistem seleksi secara daring. Sebanyak 15 mahasiswa Magister Fisika Universitas Diponegoro terpilih untuk mengikuti sekolah ini dari total 28 mahasiswa.

Tujuan utama dari penyelenggaraan sekolah ini yaitu untuk melatih mahasiswa level magister dalam area pencitraan hybrid PET/CT dan PET/MR, untuk mendorong partisipasi para ilmuwan muda pada bidang pencitraan medis, dan untuk memberikan penyegaran dan pengayaan wawasan pada PET/CT dan PET/MR untuk fisikawan medik yang bekerja dengan teknologi ini. Tujuan ini dicapai melalui kombinasi perkuliahan di kelas dan pelatihan di minilab dan rumah sakit. Mengutip dari informasi di website resmi sekolah ini (https://indico.cern.ch/event/1353971), topik-topik secara khusus disampaikan pada jadwal yang terorganisasi seperti pada timetable di bawah ini.

Sekolah ini merupakan kegiatan kolaborasi antara IEEE NPSS dengan Departemen Fisika UI, dan dibiayai sepenuhnya oleh IEEE. Para pengajar di sekolah ini berasal dari berbagai negara dan keahlian, yaitu Dr. Martin Grossmann (Paul Scherrer Institute, Swiss) sebagai koordinator, Dr. Andrea Gonzales-Montoro (Universitat Politecnica de Valencia, Spanyol), Dr. Kaitlin Hellier (University of California, Santa Cruz, USA), Prof. Steven Meikle (University of Sydney, Australia), Prof. Yungho Seo (University of California, San Francisco, USA), dan Dr. Zhye Yin (GE Healthcare).

Pencitraan medis merupakan metode yang terus berkembang untuk mendiagnosa penyakit. Pada pasien yang diduga mempunyai kanker, maka pencitraan hanya dengan menggunakan CT mungkin belum cukup untuk menyimpulkan diagnosa. Citra CT memberikan detail yang sangat baik untuk informasi anatomi, namun tidak cukup untuk memberikan informasi metabolisme dan fungsional. Di sisi lain, pencitraan menggunakan PET sangat baik untuk menghasilkan informasi fungsional berupa aktivitas abnormal yang mungkin terjadi pada pasien yang memiliki sel kanker. Namun, citra PET tidak menghasilkan informasi detil mengenai anatomi pasien. Dengan mengkombinasikan kelebihan antara kedua teknologi ini (PET/CT), maka citra hybrid yang dihasilkan akan dapat membantu mengidentifikasi radioaktivitas pada organ di dalam pasien secara akurat.

Dari sekolah ini, para mahasiswa mendapatkan banyak wawasan mengenai dasar fundamental pencitraan medis, rekonstruksi dan registrasi citra, produksi radiofarmaka, jenis dan fungsi dari berbagai detektor sinar-X, evaluasi dosis dan kualitas citra, dan lain-lain. Sejumlah sesi praktikum juga dilaksanakan, yaitu EasyPET di minilab, pencitraan CT, planar, dan PET/CT di rumah sakit. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman networking dengan para pengajar untuk terus belajar dan melakukan riset terkait topik-topik sejenis.

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

×