Tim Geothermal Cuan Maksimal telah berhasil membuat gebrakan dengan mendirikan startup baru bernama Geothermine. Startup ini bertujuan mengembangkan hasil dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan memanfaatkan alat miner Bitcoin yang diolah secara berkelanjutan. Inovasi ini dirancang untuk menghasilkan profit yang signifikan, sehingga dapat mengatasi masalah Break Even Point (BEP) yang memerlukan waktu lama. Selain itu, Geothermine juga berkomitmen untuk mengatasi permasalahan supply dan demand listrik yang sering tidak berimbang, dengan cara memanfaatkan kelebihan listrik dari PLTP untuk mining Bitcoin sehingga energi yang dihasilkan tidak terbuang percuma.
Startup yang dibentuk oleh kelompok studi Geofisika mahasiswa S1 Fisika Angkatan 2021 ini terdiri dari Ghozi Abid Prayoga sebagai Founder, Rinndy Antika Dwi Purnama sebagai Co-Founder, dan Rakha Aryan Maulana Hakim sebagai Co-Founder.
Proses penjurian startup idea ini berlangsung dari tanggal 9 Juli hingga 14 Juli 2024, dan puncaknya adalah awarding yang diadakan pada tanggal 16 Juli 2024. Kompetisi ini dilakukan secara daring, sementara acara rewarding diadakan bersamaan dengan simposium Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI) 2024 di Auditorium Kantor PLN Pusat, Jakarta Selatan.
PJCI, sebagai penyelenggara lomba, telah mengadakan kompetisi startup idea berskala nasional untuk kedua kalinya. Tahun ini, kompetisi diikuti oleh 43 startup dari seluruh Indonesia. Geothermine berhasil masuk ke dalam lima besar startup terbaik dan memenangkan penghargaan dalam kategori “The Most Popular Startup Idea,” sebuah prestasi yang mengukuhkan inovasi dan visi tim dalam mengembangkan teknologi geothermal yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Dengan slogan “Powering the Future with Clean Energy & Smart Investment,” Geothermine berkomitmen untuk menjadi pelopor dalam penggunaan energi bersih yang cerdas dan investasi yang berkelanjutan, membawa masa depan yang lebih hijau dan lebih menguntungkan bagi semua pihak.