Diakhir tahun 2016, riset Dielectric Barrier Discharge Plasma (DBDP) untuk penghasil ozon dan dapat digunakan sebagai dasar penyimpanan produk hortikultura telah di selesaikan. Tahun 2017, dimulai program Teaching Industry (TI) dan program tersebut berakhir pada tahun 2019, tetap pada penyimpanan produk hortikultura dengan bantuan Plasma-Ozone. Program yang sangat berat, dibawah pengawasan profesional di Industri Pangan dan Konsultan dan bidang resiko produk cukup mendidik Tim kami di TI. Kami beruntung berkenalan dengan pasangan suami isteri yang telah menggunakan Ozon untuk terapi dari negeri tetangga. Sejak itu Medical Ozone juga menjadi perhatian kami. Sahabat sahabat dari Teknologi Plasma Undip bersemangat mendiskusikan produk yang digunakan dalam EBOO (Extracorporeal blood oxygenation and ozonation), yang dikembangkan dikembangkan pertama kali oleh Prof. Bocci dari Italia. Generator ozon buatan Jerman itu dipelajari oleh tim di TI dengan seksama. Tak ada pendanaan khusus untuk riset tersebut. Menyisihkan sebagian dari bahan habis pakai dari TI, lahirlah protipe Generator Ozon Medis (GOM) dengan menggunakan Double Dielectric Barrier Discharge Plasma (DDBDP). BERBEDA dari Generator sebelumnya dengan DBDP. Performance GOM diteliti terus dengan melibatkan banyak mahasiswa S2, Magister Biomedis, Magister Keperawatan, dan Magister Fisika. Uji ke hewan dan Manusia dilakukan. Keselamatan peralatan dipantau terus selama 3 tahun (2018, 2019 dan 2020).
Protipe dilanjutkan dengan penyempurnaannya yang difailitasi oleh LPDP. Persoalan medis, alat medis, memiliki persyaratan yang tinggi. Tim dari Center for Plasma Research mengusahakan dengan baik peryaratan tersebut dan bergerak dengan cermat. Unjuk kerja GOM diperesentasikan di depan TIM penilai Universitas Diponegoro dibawah Koordinasi Wakil Rektor IV. Dinyatakan GOM dapat lanjut diminta penilaiannya dari Kemenkes. Akhirnya, 28 Januari 2021, melalui daring dan presentasi video, dan beberpa list hasil penelitian yang kami sampaikan GOM dikatagorekan dalam katagore B. Hal ini membuat kami lebih ringan dan fokus pada penelitian aplikasi pada penyembuhan luka diabetes bersama peneliti-peneliti dari Kedokteran. Diharapkan dari penelitian ini, akan keluar SOP dengan dosis-dosis yang tepat untuk luka pda grade tertentu. Transdisiplin. Ijin edar masih menjadi PR, namun kita yakin keberpihakan dari kementrian sudah sangat baik. Kementrian mulai melirik dengan cermat karya-karya anak bangsa. Selamat untuk tim, kata bijak itu selalu bergema “Man Jadda wa Jadda” (siapa bersungguh-sungguh akan berhasil). Semangat awal tahun