Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA
Center for Plasma Research, Universitas Diponegoro Semarang
Ringkasan
Perjalanan panjang sains dan teknologi plasma dari laboratorium sampai produk yang dibutuhkan masyarakat dibicarakan dalam seminar Departemen Fisika UI. Suasana akademik yang belum baik, tradisi di industri yang masih belum melirik inovasi dari perguruan tinggi masih menjadi kendala utama hilirisasi dan komersialisasi produk riset di Indonesia. Peta jalan, dan strategi pengembangan sains dan teknologi Plasma di Indonesia menjadi jejak langkah produk inovatif berbasis riset yang telah dilahirkan. Pembahasan dimulai konsep pengembangan industri berbasis sains dasar dan riset dengan usulan fundamental menggunakan “model linier mendaur”. Model ini adalah memodifikasi model linier Bacon yang telah dikenal sejak tahun 1605. Pada priode 5 tahun kedepan dan mungkin akan berlangsung beberapa decade, Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diatur dalam UU no 11 tahun 2019. UU no 11 tersebut mengamanahkan pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional dan penyediaan Dana abadi Riset dari APBN. Inovasi menjadi kata sangat penting dan berbagai wacana kritis inovasi didiskusikan dalam seminar. Perjalanan inovasi Plasma Ozon dibahas sebagai contoh. Kontribusi dalam kajian dasar, teknologi dan implementasinya dibahas dan merupakan catatan perjalanan group riset plasma selama 20 tahun. Bahasan ini dilengkapi dengan tiga buah produk komersial yang telah dihasilkan dan mamasuki pasar. Dalam diskusi ini juga dibahas aplikasi teknologi plasma ozon untuk penyimpanan pasca panen produk hortikultura, teknologi plasma korona untuk penjernih udara dan pemanfaatan teknologi plasma ozon untuk medis sebagai hilirisasi dan komersialisasi.
Seminar_Jurusan_fisika-UI_2019 (MATERI PRESENTASI)