BIO SMART AND SAFE BUS

PELAPISAN NANOSILVER UNTUK MENGURANGI PENYEBARAN BAKTERI DAN VIRUS DI DALAM BUS

DR. Agus Subagio

 

Penyebaran virus Covid-19 saat ini menjadi masalah utama secara global. Jumlah kasus akibat virus Covid-19 dari hari ke hari semakin meningkat, dan salah satu penyebab penyebaran terbanyak infeksi ini adalah melalui sarana transportasi publik (Zhenget al., 2020). Hal tersebut tentunya berakibat serius pada setiap negara tidak terkecuali Indonesia. Berbagai upaya telah diupayakan pemerintah guna percepatan penanganan pandemi melalui berbagai hal. Salah satunya dengan pembatasan sosial berskala besar. Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan kerumunan dan mematuhi segala protokol kesehatan. Namun tidak sedikit masyarakat yang menghiraukan himbauan tersebut. Mereka melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak mempedulikan arahan dari pemerintah.

Upaya pemerintah dalam pencegahan sebaran pandemi tentunya menimbulkan berbagai masalah di berbagai bidang seperti pariwisata, transportasi, pendidikan dan lainnya. Oleh sebab itu perbaikan terus menerus dilakukan seperti yang saat ini dikembangkan dalam bidang transportasi adalah pengaplikasian konsep ‘BIOSMART AND SAFE BUS’ yang dirancang guna menghambat persebaran virus. Konsep ini merupakan aplikasi protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang khusus diciptakan untuk transportasi bus, berdasarkan pada pemahaman ‘segitiga penyakit’ dan ‘segitiga sehat’. Konsep ‘segitiga penyakit’ menyatakan bahwa munculnya kondisi sakit, disebabkan interaksi timbal balik antara ‘host’ (inang, misalnya penumpang bus), ‘agent’ (penyebab, misalnya virus) dan ‘environment’ (lingkungan, misalnya kabin bus), dalam kondisi keseimbangan (homeostasis). Konsep ‘segitiga sehat’ menunjukkan bahwa untuk tetap sehat, individu (penumpang) harus memiliki keseimbangan dalam aspek kesehatan fisik, kesehatan mental dan kesehatan sosial. Oleh karena itu, konsep (pengertian) ‘BIOSMART AND SAFE BUS’ adalah menerapkan pemahaman bahwa bus dan lingkungan kabin dalam bus merupakan lingkungan biologis yang sehat karena dilakukan rekayasa kabin bus secara  ‘smart’ (cerdas) dalam hal ‘physical distancing’ (penataan kursi penumpang), pengaturan dan penyaringan sirkulasi udara serta aplikasi nanosilver pada seluruh permukaan kabin bus untuk menurunkan jumlah dan kepadatan kuman (termasuk virus) di dalam kabin bus. Bus ‘BIOSMART’ berarti bus yang dilakukan kendali keseimbangan lingkungan dan kuman/virus di dalam kabin bus serta dilakukan deaktivasi dan penyaringan virus, sehingga jumlah dan kepadatan (viral load) yang seminim mungkin atau dalam batas aman. Pengertian bus yang ‘SAFE’ berarti penumpang yang berada di dalam kabin diharuskan juga memakai masker, sehingga aman dari kemungkinan terpapar kuman atau tertular dari penumpang lainnya.

Terobosan yang sangat potensial juga adalah membuat lapisan permukaan dengan nilai energi permukaan yang relatif rendah yang dapat mengusir spike glikoprotein dari permukaan. Telah dikembangkan solusi pelapisan anti-mikroba untuk semua permukaan dengan kombinasi nano-aktif yang efektif, dengan dukungan literatur yang terbukti sebagai anti-virus juga. Studi literatur menunjukkan bahwa nanopartikel (NP) dari berbagai logam dan oksida logam seperti nanopartikel Seng Oksida (ZnONPs), nanopartikel Cuprous Oxide (CuONPs), Nanopartikel Silver atau Perak (AgNPs), Nanosized Copper (I) Partikel iodide (CuINPs), Nanopartikel emas pada Nanopartikel Silika (Au-SiO2NPs) dan juga beberapa kation amonium Kuarter yang biasa disebut QUATs sangat menjanjikan untuk menonaktifkan virus dan terbukti dengan baik.

Silver Nanopartikel (AgNP) telah dilaporkan menghambat replikasi nukleotida virus, mekanisme utamanya adalah virulen. Ia berikatan dengan kelompok donor elektron seperti Sulfur, Oksigen, dan Nitrogen yang biasa ditemukan dalam enzim dalam mikroba. Ini menyebabkan enzim terdenaturasi sehingga secara efektif melumpuhkan sumber energi sel dan mikroba akan cepat mati; Perak kationik (Ag+) atau QUATs bekerja untuk menonaktifkan SARS-CoV-2 dengan berinteraksi dengan permukaannya (lonjakan) protein S berdasarkan pada muatannya seperti bekerja pada HIV, virus Hepatitis, dll. Karena coating antimikroba NANOVA HYGIENE+TM omniphobic telah dapat menonaktifkan berbagai bakteri patogenik dan selanjutnya berdasarkan pada dukungan ilmiah yang tersedia, maka formula saat ini dapat bekerja terhadap spektrum virus yang luas juga.

Tes anti-virus awal NANOVA HYGIENE+TM telah dilakukan menggunakan MS2 Bacteriophage (Poliovirus), virus RNA kecil yang tidak diselimuti keluarga Leviviridae. Hasilnya menunjukkan dengan kemanjuran anti-viral 99,9% hanya dalam 2 jam kontak dengan permukaan sesuai standar global AATCC 100-2012. Selanjutnya, tes anti-virus telah menetapkan kemampuan pada inaktivasi COVID-19 pada permukaan yang berbeda untuk menghentikan penyebaran sekunder dari berbagai permukaan ke sel hidup melalui sentuhan. Setelah divalidasi, AgNP memiliki banyak aplikasi hampir untuk semua permukaan seperti kain (topeng, sarung tangan, mantel dokter, tirai, sprei), logam (lift, gagang pintu, nobs, pagar, angkutan umum), kayu (furnitur, lantai, dan panel partisi), beton (rumah sakit, klinik dan bangsal isolasi), plastik (sakelar, dapur dan peralatan rumah tangga) dan berpotensi menyelamatkan banyak nyawa.

Khususnya dalam pengaplikasian nanosilver pada bus maka seluruh interior bus dilapisi dengan nanosilver. Analisa yang terjadi pada permukaan telah dilakukan selama 1 bulan dengan melakukan tes swab dengan asumsi untuk melihat seberapa banyak bakteri atau virus yang bisa bertahan menempel di interior bus. Gambar 1 menunjukkan uji SEM terhadap material nanosilver yang dilapiskan di wafer silikon.

Gambar 1. Citra SEM dari material nanosilver dilapiskan di atas permukaan wafer silikon. (Subagio A., 2009)

Di dalam proses aplikasi pelapisan nano silver pada moda transportasi dalam hal ini adalah kendaraan bus dapat dilakukan melalui 2 teknik yaitu teknik spray dan swab. Perbedaan teknik tersebut lebih cenderung pada ukuran dan jenis bidang yang akan dicoating. Teknik spray lebih cocok diaplikasikan pada bidang permukaan yang ukurannya luas dan mudah dijangkau alat sprayer seperti dinding bus, kursi, lantai, atap bagian dalam. Sedangkan teknik swab lebih cocok diaplikasikan pada bidang permukaan yang kecil, bulat dan dekat dengan perlengkapan listrik yang perlu kehatian-hatian seperti pada dashboard, setir, pegangan penumpang, handle pintu.

Bahan utama yang digunakan dalam proses coating disini adalah nanosilver dan air.  Nanosilver yang digunakan sudah dimodifikasi dengan polimer yang mudah larut air, murah dan aman yang berfungsi untuk mengikat nano silver di permukaan benda yang dilapisi, sehingga nanosilver tidak mudah terlepas dari permukaan tersebut meskipun terkena gesekan dan air. Hal ini berguna untuk mempertahankan nanosilver dapat bertahan lama dan efektif dalam membunuh bakteri atau virus tanpa perlu sering mengaplikasikan berulang-ulang karena nano silver bekerja secara kontak. Sehingga jika bakteri atau virus menempel pada permukaan benda yang dicoating nanosilver tersebut akan dapat langsung di non-aktifkan.

Inovasi pelapisan nanosilver ini masuk dalam riset kolaborasi antara Universitas Diponegoro, Perusahaan Karoseri Laksana, PO. Sumber Alam (perusahaan bus) dan didukung oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

×