Semarang, 23 Oktober 2025 – Departemen Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Eksplorasi Radiodiagnostik sebagai Bagian dari Fisika Medis untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika Siswa SMA” di SMA Islam Hidayatullah Semarang. Kegiatan ini menyasar siswa peminatan IPA dan bertujuan mengenalkan aplikasi nyata fisika dalam teknologi radiodiagnostik, seperti sinar-X, CT-scan, dan MRI, sekaligus membuka wawasan siswa terhadap peluang karir di bidang fisika medis. Tim pengabdian diketuai oleh Oki Ade Putra, M.Si. dengan anggota Zaenul Muhlisin, S.Si., M.Si., F.Med., Much. Azam, S.Si., M.Si., dan Dr. Choirul Anam, S.Si., M.Si., F.Med., serta didukung mahasiswa peminatan Fisika Radiasi dan Medis yang terlibat dalam persiapan materi dan pelaksanaan teknis di lapangan.

Rangkaian kegiatan diawali dengan pembukaan oleh perwakilan sekolah dan tim pengabdian yang menjelaskan tujuan program dan pentingnya fisika medis dalam layanan kesehatan modern. Sebelum materi inti, siswa mengerjakan pretest untuk memetakan pemahaman awal mengenai radiasi pengion dan non-pengion, alat radiodiagnostik, serta persepsi mereka terhadap fisika dan profesi fisikawan medis. Hasil awal menunjukkan bahwa sebagian besar siswa hanya mengenal “rontgen” sebagai alat untuk melihat tulang tanpa memahami perbedaan sinar-X, CT-scan, dan MRI, dan belum familiar dengan istilah fisikawan medis meskipun tertarik dengan dunia kedokteran.

Sesi utama diisi dengan seminar interaktif yang mengaitkan kembali konsep dasar gelombang dan radiasi elektromagnetik yang telah dipelajari di kelas dengan prinsip kerja radiodiagnostik. Penyampaian dilakukan secara komunikatif, diselingi pertanyaan pemantik dan contoh kasus klinis sederhana agar siswa aktif berdiskusi dan berani bertanya. Seminar kemudian diperkuat dengan penayangan video edukasi yang menampilkan animasi proses pembentukan citra sinar-X, rekonstruksi irisan CT-scan, dan prinsip dasar MRI. Visual dan animasi ini membantu siswa membayangkan bagaimana konsep fisika bekerja di ruang radiologi, membuat materi yang semula abstrak menjadi lebih konkret dan mudah dicerna.

Selain pemaparan konsep, tim pengabdian juga memperkenalkan lebih jauh profesi fisikawan medis, mulai dari peran dalam radiologi diagnostik, radioterapi, hingga kedokteran nuklir, beserta tanggung jawab terkait keselamatan radiasi pasien dan tenaga kesehatan. Jalur pendidikan yang perlu ditempuh – dari sarjana fisika hingga pendidikan lanjutan di bidang fisika medis – dijelaskan secara runtut sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai prospek studi dan karir. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan kuis interaktif; siswa dibagi dalam kelompok kecil untuk memecahkan skenario pemilihan modalitas pencitraan yang tepat, kemudian mengikuti kuis berhadiah yang sekaligus berfungsi sebagai evaluasi formatif yang menyenangkan.

Di akhir acara, siswa mengerjakan post-test dengan format yang sepadan dengan pretest. Secara umum, terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam membedakan fungsi sinar-X, CT-scan, dan MRI, serta pemahaman bahwa penggunaan radiasi medis selalu terkait prinsip proteksi dan optimasi dosis. Beberapa siswa menyampaikan bahwa mereka kini melihat fisika sebagai ilmu yang “hidup” dan dekat dengan teknologi kesehatan, bukan sekadar deretan rumus di papan tulis. Pihak sekolah menyambut positif kegiatan ini karena memberikan contoh konteks nyata dan materi siap pakai yang dapat dimanfaatkan untuk memperkaya pembelajaran topik gelombang, optik, dan radiasi. Kegiatan ditutup dengan penyerahan plakat dan modul ringkas fisika medis kepada pihak sekolah, serta foto bersama sebagai simbol terjalinnya kerja sama antara Departemen Fisika FSM UNDIP dan SMA Islam Hidayatullah Semarang.

Melalui program ini, Departemen Fisika berharap semakin banyak siswa SMA yang menyadari bahwa fisika memiliki peran strategis dalam dunia kesehatan dan melihat fisika medis sebagai salah satu pilihan karir yang menjanjikan dan berdampak langsung bagi masyarakat.