Kehidupan yang dijalani sehari-hari tak lepas dari radiasi, baik itu radiasi yang berasal dari alam maupun radiasi buatan manusia yang dimanfaatkan dalam bidang teknologi, industri, kesehatan, komunikasi, pangan, dan sebagainya. Radiasi akan memiliki manfaat yang sebaik-baiknya untuk kesejahteraan manusia jika digunakan secara baik dan mengikuti aturan yang ditetapkan. Namun jika radiasi disalahgunakan dan mengindahkan kaidah-kaidah proteksi dan keselamatan radiasi, maka radiasi bisa menjadi bencana bagi manusia.
Radiasi merupakan proses perpindahan atau transfer energi baik lewat media atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Ada radiasi yang tidak berbahaya karena energinya kecil dan tidak bisa menembus suatu media atau daya tembusnya kecil (seperti sinar alfa dan beta), ada juga radiasi yang berbahaya karena energinya yang besar dan mampu menembus media bahkan tubuh manusia sampai tembok yang tebal juga bisa dilaluinya (misalnya sinar-X dan sinar gamma). Untuk memberikan perlindungan seseorang terhadap pengaruh radiasi ini, khususnya radiasi pengion yang berbahaya itu, perlu program keselamatan yang dikenal sebagai proteksi radiasi.
Dalam rangka memberikan wawasan dan informasi dini tentang bahaya radiasi dan proteksinya, Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Fisika Radiasi dan Fisika Medik dari Departemen Fisika FSM UNDIP pada Senin (1/10) mengadakan “Pelatihan Proteksi Radiasi untuk Siswa di SMA Negeri 2 Purworejo”.
Acara dibuka oleh Eko Hidayanto sebagai ketua pelaksana Pengabdian Masyarakat ini dengan memperkenalkan program studi Fisika secara umum dan KBK Fisika Radiasi dan Medik serta Profesi Fisikawan Medik dan juga kegiatan-kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam hal pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dan terus dikembangkan oleh Fisika Undip. Dalam kesempatan ini, Eko Hidayanto juga memaparkan pencapaian Fisika Undip dengan berbagai prestasinya baik di tingkat nasional maupun internasional.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Pandji Triadyaksa, M.Sc. yang menerangkan tentang sistem proteksi radiasi. Dalam pemanfaatan radiasi, untuk menjamin keselamatan bagi orang yang bekerja/petugas radiasi, pasien (orang yang dikenakan radiasi) serta orang lain di sekitarnya maka perlu diperhatikan asas-asas filosofi dalam penggunaan radiasi. Yang pertama bahwa penggunaan radiasi harus lebih banyak memberikan manfaat dibanding kerugiannya (asas justifikasi). Kedua bahwa jika harus menggunakan radiasi maka gunakanlah dengan dosis yang serendah mungkin (asas optimasi). Kemudian yang ketiga perlunya diberikan batasan dosis yang harus diterima (limitasi). Dalam hal proteksi radiasi, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu faktor waktu, dengan meminimalkan waktu sedikit mungkin ketika harus terpapar radiasi, faktor jarak, dengan membuat jarak yang sejauh mungkin dengan radiasi/sumbernya, serta faktor pelindung/perisai dengan menggunakan pelindung yang tepat untuk jenis radiasi tertentu, sebagai contoh dengan bahan berlapis timbal (Pb) yang merupakan penyerap radiasi yang baik.
Materi berikutnya disampaikan oleh Evi Setiawati, M.Si. dengan menjelaskan efek biologi yang mungkin timbul pada tubuh jika terkena radiasi pengion. Efek itu dapat terjadi secara akut atau segera setelah menerima radiasi atau efek yang timbul tertunda dari hitungan hari sampai beberapa tahun setelah terkena radiasi. Efek radiasi juga bisa dilihat dari jenis selnya, yaitu sel somatik dan sel genetik. Sedangkan untuk keperluan Proteksi Radiasi, maka efek radiasi bisa dibagi menjadi efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik akan timbul jika dosis yang diberikan melewati dosis ambang, dan akan semakin parah seiring dengan naiknya dosis. Sedangkan efek stokastik bersifat acak atau random.
Materi terakhir dipaparkan oleh Zaenal Arifin, M.Si. tentang pengukuran radiasi untuk memantau seberapa besar tingkat radiasi yang dipancarkan baik beta, gamma dan radiasi sinar-X. Suatu radiasi dapat dikenali keberadaannya dan diukur kuantitasnya dengan menggunakan alat ukur yang disebut sebagai detektor radiasi. Jenis detektor radiasi yang biasa digunakan adalah detektor isian gas, detektor sintilasi dan detektor bahan padat (biasanya dari bahan semikonduktor). Penggunaan sistem pengukur radiasi biasa digunakan untuk kegiatan proteksi radiasi dan untuk kegiatan aplikasi/penelitian radiasi nuklir.
Alat ukur untuk proteksi radiasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu dosimeter perorangan, surveimeter, dan monitor kontaminasi. Sedangkan untuk penelitian di laboratorium biasa digunakan system pencacah dan spektroskopi.
Selesai pemaparan materi dilanjutkan praktikum ringan tentang sistem proteksi radiasi, deteksi sumber radiasi dengan sebuah detector, penggunaan alat pelindung (APD) berupa apron. Selesai pemaparan dan praktikum dilanjutkan dengan diskusi bersama siswa-siswi SMA Negeri 2 Purworejo. Peserta cukup antusias dan bersemangat bertanya seputar materi yang disampaikan narasumber. Dalam kesempatan itu juga pemateri memberikan beberapa pertanyaan yang bisa dijawab dengan benar oleh para siswa, kemudian siswa-siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan diberikan doorprize berupa paket data internet. Acara ini dihadiri secara online oleh sekitar 200 an orang siswa siswi dan para guru SMA Negeri 2 Purworejo. (Humas)