Seorang Profesor Fisika Plasma merasa terpanggil untuk mengenalkan ilmu tersebut mulai dari sekolah menengah. Ilmu yang sangat banyak terapannya di dalam kehidupan kita sehari hari. Ketika petir menggelegar di atmosfer, kilat memancar cahayanya mengoyak kegelapan. Ketika itulah kita melihat kanal putih. Itulah plasma yang terbentuk disebabkan terjadi ionisasi udara. Ribuan ton nitrogen terionisasi dan terarik ke muka bumi. Bumi mendapat nutrisi dari peristiwa alam tersebut. Bumi mendapat pengayaan pupuk berbasis nitrogen. Itulah salah satu plasma di alam. Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA bersama para periset di Center for Plasma Research (CPR) Universitas Diponegoro telah berhasil mengembangkan Sains dan teknologi plasma. CPR merupakan pusat riset terkemuka dalam bidang Sains dan Teknologi Plasma di Indonesia. CPR telah berhasil berhasil membuat berbagai produk yang sangat bermanfaat untuk masyarakat dengan teknologi plasma.
Profesor Fisika Plasma mengajar diawali dengan eksperimen sederhana membandingkan nyala lampu pijar, lampu neon (lampu Plasma) dan lampu hemat energy (lampu plasma terbaru). Siswa-siswa kelas unggulan SMA MUHI Yogyakarta melahap semua pertanyaan-pertanyaan Prof Nur. Profesor mantan guru SMA MUHI (1982-1986) tersebut sangat senang. “Kader kader ilmuwan masa depan ada di ruangan ini”. pujinya. Dia terkesima atas jawaban beberapa siswa yang menonjol antara lain, Muhammad Rafi Ismail, Aulia Haris Fauzan, Riki Adityawan, Rifli Phasa Nugroho, dan Aqidatul Izzah. Berikutnya apa yang diperesentasikan ke para siswa? Sains dan teknologi plasma yang telah dikembangkan CPR yang diperesentasikan dengan santai dan membangkitkan semangat. Gayung bersambut. Pertanyaan terkait prinsip dasar plasma dan aplikasinya dapat dijawab dengan baik. Ada juga pertanyaan siswa terkait standard pangan dari aspek perubahan kandungan kimianya yang mendapat perlakukan plasma ozon.
Tanya jawabpun berlangsung seru. Door Prize yang disediakan terbagi habis. Prof Nur bisa menyederhanaan peresentasinya terkait beberapa temuan group penelitian di CPR antara lain.
- Generator ozon yang digabung dengan storage telah digunakan oleh para kelompok tani di 10 Provinsi sebagai system yang dapat mempertahankan kualiatas produk hortikultura. CPR menjadi konseptor untuk SNI yang menggunakan teknologi ozon untuk produk hortikultura: SNI 8759:2019 Alat penyimpanan produk hortikultura pascapanen menggunakan teknologi ozon (komersial Perjanjian kesepakatan Lisensi dengan sebuah perusahaan).
- Teknologi Plasma Dingin oleh CPR telah berhasil membuat produk yang sangat membantu dalam masa wabah COVID dan terus digunakan untuk kesehatan. Alat Pembersih Udara Berteknologi Plasma dengan nomor Paten IDP000052795 dan bermerek Zeta green (IDM 000641718) telah memasuki pasar dan banyak dimanfatakan oleh rumah sakit, rumah ibadah, hotel dan rumah tinggal.
3. Teknologi Ozon yang telah dipasang di kapal tangkap besar (100 GT-300 GT), hasilnya sangat bagus dan sekarang sedang dilakukan pengujian lanjut untuk dapat dipasang di kapal-kapal tangkap terkait.
4. Dalam bidang medis, CPR sedang menyelesaikan penelitian Medical Ozone. Penelitian ini didanai oleh LPDP dan telah dinyatakan sebagai katagore alat kesehatan kelompok B. Sudah tidak diperlukan untuk Uji Klinis. Kini sedang dilakukan proses ijin produksi dan ijin edar. Medical Ozone ini diberi merek M’OZONE (Granted IDM00784429)
Prof Nur bertanya kepada Muhammad Rafi Ismail dan kawan-kawan apakah mereka mengerti bahan yang baru saja disampaikan? Para siswa menjawab bisa dimengerti dan paham pula ternyata teknologi plasma banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Salah seorang peserta yang tak kalah aktifnya adalah Emir Muhammad Imran Akbar. Dia tertarik dengan teknologi plasma ozon yang dipasang di kapal tangkap. Dia mengontak ayahnya di Tegal. Dia menyampaikan apa yang baru diterimanya di kelas. TIM CPR akan mengirimkan informasi tentang implemantasi plasma ozon di dalam kapal tangkap kepada orang tua Emir.
Dalam program profesor plasma mengajar ini juga dipresentasikan PNTN Fusi Nuklir, sumber energi masa depan. Ini peluang bagi generasi muda berbakat untuk mengukir karir sebagai ilmuwan dunia. Semoga. Kitapun berharap program ini memberikan semangat lebih kepada para siswa untuk menimba ilmu. Yogyakarta 15 September 2023. (Faqin)